Senin, 06 April 2020

HUBUNGAN ANTARA ILMU PENGETAHUAN DAN KEIMANAN

                                                         
OLEH: Billy Al Sabil

Ilmu pengetahuan dan keimana murupakan dua hal yang pokok dari aspek kemanusiaan manusia apabila ilmu pengetahuan dan keimanan, dipisahkan maka akan berdampak pada tindakan keseharian manusia. Oleh karena itu dalam sudut pandang doktrinasi dogma yang dianut oleh pemikiran eropa (barat) dalam aspek kebudayaan Eropa selama 1500 tahun yang baru, sehigga terbagi dalam dua periode, yakni Era keimanan dan Era ilmu pengetahuan, mangakibatkan antara ilmu pengetahuan dan keimanan saling berlawanan, sehingga ia akan melahirkan budaya sekuler. Lahirnya budaya sekuler di barat karena ada doktrinasi agama yang menggap bahwa ilmu pengetahuan dan keimanan itu bertolak belakang dengan keimanan, sehingga mempengaruhi watak dalam kesehariannya.
Pada dasarnya antara ilmu pengetahuan dan keimanan ia saling berkesinambungan dalam diri manusia, akan tetapi mempunyai corak yang berbeda, ilmu pengetahuan mempengaruhi watak manusia kemudia keimanan mempengaruhi jiwa manusia, ilmu pengetahuan dan keimanan mempunyai keselarasan dalam membuat manusia merasakan akan kenyamanan.
Dalam dunia Islam antara ilmu pengetahuan dan keimanan tidak mengalami dikotomi antara ilmu pengetahuan dan keimanan, karena saling mengisi satu sama lain. Oleh karena keduanya mempengaruhi manusia dalam bertindak haruslah ada dua landasan tersebut, karena bisa saja manusia yang berniat baik akan tetapi mencelakai manusia lainnya, contoh dalam fenomena sosial, sesorang mau membuat jembatan (niat baik) apabila ilmu pengetahuannya tentang jembatan itu tidak cukup maka bisa membahayakan orang lain, bisa saja pada saat orang lewat jembatannya roboh (fatal).
Sejarah manusia modern yang sangat kencang dengan arus perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga mengesampingan hal yang urgen dalam kehidupan manusia (Khakifah), oleh karena itu kehadiran ilmu pengetahuan, manusia susah akan mendudukan nilai ilmu pengetahuan ini, sehingga tidak asing melihat fenomena globalisasi yang di tunjang oleh ilmu pengetahuan, demi tercapainya kepentingan manusia. Terjadi tumpang tindih dalam mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan manusia, karena tidak bisa mendudukan kegunaan ilmu pengetahuan.
Beragam kepentingan manusia dalam mewujudkan keharmonisan dalm kehidupan manusia, yang bisa menjawab kepentingan tersebut ialah kita akan menelisik kembali persoalan penciptaan manusia sebagai Khalifah (wakil tuhan di bumi), sehingga kita bisa menempatkan esensi manusia, dalam pendekatan Kosmologi, Antropologi dan Teologi. Yang kita pahami proses penciptaan mansuia tidak serta merta Tuhan menciptakan dengan tidak mempunyai tujuan, telah kita pahami bahwa apa yang menjadi tugas pokok manusia di Bumi, ialah bagaimana menciptakan keseimbangan dalam kehidupan manusia sesama manusia, alam serta dengan Tuhan.
Gejolak dalam kehidupan manusia di sebabkan oleh ilmu pengetahuan, tidak menutup kemungkinan bahwa manusia mencari ilmu pengetahuan ialah bagian dari aktualisasi Fitrah manusia, jikalau di telaah lebih dalam adanya ilmu pengetahuan untuk bagaimana mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan manusia. Mansuia sebagai khalifah (wakil tuhan di bumi) segala kosekuensi dari tindakannya di bumi akan dimintai pertanggung jawbannya hari pembalasan kelak, dalam kajian (eskatologi) terkait perjanjian tuhan terhadap manusia, apabila manusia mengikuti apa yang menjadi perintah Allah Swt maka manusia itu akan di jamin keselamatan di dunia dan akhirat, maka apapun tindak tanduk kepercayaan mansuia di Bumi akan di mintai pertanggungjawaban.
Maka kesimpulan dari ilmu pengetahuan dan keimanan ialah niscaya saling mengisi satu sama lain sehingga akan tewujudnya keharmonisan terhadap individu manusia maupun kelompok.           

2 komentar:

Syair Asrul Sani

  Syair Asrul Sani ini berisi tentang gambaran kondisi bangsa kita dengan semangat perjuangan  Founding fathers Seperti Soekarno atau sering...